I Gusti Nurah Rai lahir di Desa Carangsari, Petang, Badung, Bali pada tanggal 30 Januari 1917. Beliau merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan I Gusti Ngurah Palung dan I Gusti Ayo Kompyang. Sang Ayah bekerja sebagai manca (Setingkat camat). Ngurah Rai menamatkan sekolah dasrnya di HIS Denpasar, lalu melanjutkan Ke MULO di Malang. Pada tahun 1936, ia belajar di sekolah kader Militer di Gianyar, Bali. Setelah lulus, ia mengikuti pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren atau Pendidikan Perwira Cadangan di Magelang. Ia mendapat pangkat letnan dua dan bertugas pada Corps Parayudha Bali setelah menamatkan pendidikan tersebut.
Pada bulan Februari tahun 1946, pasukan Belanda mendarat di Bali. I Gusti Ngurah Rai segera menghimpun kekuatan dengan mengumpulkan pasukannya yang tercerai berai. Pasukannya diberi nama Ciung Wanara. Menjelang pagi 18 November 1946, Ngurah Rai dan pasukan Ciung Wanara menyerang pasukan Belanda di Tabanan, Bali. Belanda kewalahan menghadapi pasukan Ciung Wanara, lalu mengerahkan kekuatan dari seluruh Bali dan Lombok untuk menyerang balik. Pertempuran dahsyat pun terjadi. Ngurah Rai dan Ciung Wanara melakukan perang puputan Margarana di Desa Margarana (Puputan, dalam bahasa bali, berarti "habis-habisan", sedangkan Margarana berarti "Pertempuran di Marga"; Marga adalah sebuah desa ibukota kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan, Bali).
Bersama 1.372 anggotanya pejuang MBO (Markas Besar Oemoem) Dewan Perjoeangan Republik Indonesia Sunda Kecil (DPRI SK) dibuatkan nisan di Kompleks Monumen de Kleine Sunda Eilanden, Candi Marga, Tabanan. Detil perjuangan I Gusti Ngurah Rai dan resimen CW dapat disimak dari beberapa buku, seperti "Bergerilya Bersama Ngurah Rai" (Denpasar: BP, 1994) kesaksian salah seorang staf MBO DPRI SK, I Gusti Bagus Meraku Tirtayasa peraih "Anugrah Jurnalistik Harkitnas 1993", buku "Orang-orang di Sekitar Pak Rai: Cerita Para Sahabat Pahlawan Nasional Brigjen TNI (anumerta) I Gusti Ngurah Rai" (Denpasar: Upada Sastra, 1995), atau buku "Puputan Margarana Tanggal 20 November 1946" yang disusun oleh Wayan Djegug A Giri (Denpasar: YKP, 1990).
Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra dan kenaikan pangkat menjadi Brigjen TNI (anumerta). Namanya kemudian diabadikan dalam nama bandar udara di Bali, Bandara Ngurah Rai.
Sumber, Buku Mengenal PAHLAWAN NASIONAL, Kak Arman
Wikipedia
4shared.com
Pada bulan Februari tahun 1946, pasukan Belanda mendarat di Bali. I Gusti Ngurah Rai segera menghimpun kekuatan dengan mengumpulkan pasukannya yang tercerai berai. Pasukannya diberi nama Ciung Wanara. Menjelang pagi 18 November 1946, Ngurah Rai dan pasukan Ciung Wanara menyerang pasukan Belanda di Tabanan, Bali. Belanda kewalahan menghadapi pasukan Ciung Wanara, lalu mengerahkan kekuatan dari seluruh Bali dan Lombok untuk menyerang balik. Pertempuran dahsyat pun terjadi. Ngurah Rai dan Ciung Wanara melakukan perang puputan Margarana di Desa Margarana (Puputan, dalam bahasa bali, berarti "habis-habisan", sedangkan Margarana berarti "Pertempuran di Marga"; Marga adalah sebuah desa ibukota kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan, Bali).
I Gusti Ngurah Rai sewaktu kecil |
Bersama 1.372 anggotanya pejuang MBO (Markas Besar Oemoem) Dewan Perjoeangan Republik Indonesia Sunda Kecil (DPRI SK) dibuatkan nisan di Kompleks Monumen de Kleine Sunda Eilanden, Candi Marga, Tabanan. Detil perjuangan I Gusti Ngurah Rai dan resimen CW dapat disimak dari beberapa buku, seperti "Bergerilya Bersama Ngurah Rai" (Denpasar: BP, 1994) kesaksian salah seorang staf MBO DPRI SK, I Gusti Bagus Meraku Tirtayasa peraih "Anugrah Jurnalistik Harkitnas 1993", buku "Orang-orang di Sekitar Pak Rai: Cerita Para Sahabat Pahlawan Nasional Brigjen TNI (anumerta) I Gusti Ngurah Rai" (Denpasar: Upada Sastra, 1995), atau buku "Puputan Margarana Tanggal 20 November 1946" yang disusun oleh Wayan Djegug A Giri (Denpasar: YKP, 1990).
Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra dan kenaikan pangkat menjadi Brigjen TNI (anumerta). Namanya kemudian diabadikan dalam nama bandar udara di Bali, Bandara Ngurah Rai.
Sumber, Buku Mengenal PAHLAWAN NASIONAL, Kak Arman
Wikipedia
4shared.com
Posting Komentar